OSREL stie-mce
Online Search and Retrieval Library
Undergraduate Thesis
ANALISIS DEPRESIASI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN BIAYA FISKAL LAINNYA YANG BERPENGARUH TERHADAP PPH (PAJAK PENGHASILAN) TERUTANG PADAPT. SUMBER SUKO GROUP MALANG
Thesis Detail | |
---|---|
Author | BAYU NOVI ERA SWASTI |
Student's ID (NPK) | A.2002.1.26843 (AKUNTANSI) |
Subject | PERPAJAKAN |
Keyword | DEPRESIASI,AKTIVA TETAP,BIAYA FISKAL,PAJAK PENGHASILAN |
Page(s) | 99 |
Submit Date | 06-03-2007 |
Lecture(s) |
- - - |
Download |
Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2
Abstract
Dalam hal ini, pembahasan yang dilakukan adalah Analisis perhitungan depresiasi aktiva tetap berwujud dan biaya fiskal lainnya PPh (Pajak penghasilan) terutang pada PT. Sumber Suko Group Malang. Bagi Negara pajak merupakan masukan yang sangat dibutuhkan guna kepentingan pembangunan untuk tujuan bersama. Tapi di sisi lain, pajak merupakan beban atau biaya oleh wajib pajak. Dengan besarnya penghasilan kena pajak maka pajak yang akan di bayar juga akan besar pula, sehingga kesempatan menabung dan berinvestasi perusahaan menjadi berkurang. Oleh karena itu wajib pajak selalu berusaha untuk meminimalkan dengan cara memaksimalkan biaya, sehingga penghasilan kena pajak akan menjadi kecil. Manfaat manajemen pajak sendiri yaitu mengharapkan perusahaan mampu mengatur kas keluar dan menghemat besarnya pajak penghasilan. Kebijakan pemerintah pada perusahaan untuk menghitung sendiri (self assessment system) jumlah pajaknya merupakan keuntungan bagi perusahaan, karena perusahan bisa melakukan penghematan pajak untuk meminimalkan pajak yang akan di bayar oleh perusahaan. Perbedaan perlakuan pada biaya dan penghasilan pada SAK dan UU Perpajakan sangat berbeda, pada SAK setiap biaya yang di keluarkan oleh perusahaan merupakan pengurang bagi penghasilan, tapi pada UU Perpajakan ada biaya-biaya yang tidak boleh di kurangkan pada penghasilan, antara lain biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan karyawan seperti natura dan kenikmatan yang diberikan pada karyawan dan biaya sumbangan. Jika di jumlahkan biaya-biaya tersebut sangat material sekali. Oleh karena itu jika biaya-biaya tersebut di keluarkan atau tidak menjadi pengurang penghasilan akibatnya laba sebelum pajak atau penghasilan kena pajak akan menjadi besar sehingga pajak yang akan di kenakan akan menjadi besar pula. Maka dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan atau celah-celah yang ada pada UU Perpajakan dengan tanpa melakukan penggelapan atau menutupi keadaan yang sebenarnya maka biaya-biaya tersebut bisa di kurangkan pada penghasilan. Usaha untuk melakukan penghematan pajak dapat di lakukan dengan berbagai cara, sejauh masih dalam bingkai peraturan perundang-undangan (tax avoidance). Adapun strategi yang bisa di lakukan agar penghematan pajak dapat tercapai yaitu pemilihan alternative dasar pembukuan yang di pakai oleh perusahaan, karena dengan memilih basis akrual akan lebih menguntungkan bagi perusahaan. Adapun kesejahteraan karyawan antara lain pemberian natura atau kenikmatan yang diberikan oleh perusahaan yang merupakan biaya yang cukup material tidak bisa diikutsertakan sebagai biaya pengurang penghasilan, oleh sebab itu perusahaan memberikan natura dalam bentuk uang, sehingga biaya natura tersebut bisa di jadikan pengurang penghasilan. Metode penyusutan yang di pakai untuk perhitungan pajak yang di pakai oleh perusahaan yaitu menggunakan metode garis lurus. Depresiasi menurut peraturan perpajakan merupakan pembebanan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan untuk menghasilkan, mendapatkan, menagih serta memelihara penghasilan. Dari hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan nilai depresiasi yang dihasilkan. Pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh perusahaan apabila menggunakan metode perhitungan depresiasi garis lurus adalah sebesar Rp 2.136.860.591. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2006 ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan biaya depresiasi secara fiskal dengan menerapkan metode garis lurus akan menghasilkan beban pajak yang lebih kecil. Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan perusahaan tetap menggunakan metode garis lurus untuk menghitung depresiasi secara fiskal, karena metode tersebut menghasilkan beban pajak yang lebih kecil, sehingga nilai pajak perusahaan yang harus dibayarkan pada pemerintah lebih kecil dan hal ini dapat menambah laba perusahaan. Dengan demikian usaha untuk meminimalkan jumlah pajak tanpa menutupi keadaan yang sebenarnya akan berhasil.10.1.53.151