Date: 28-03-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEMDALAM RANGKA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROKOK CV. CEMPAKA TULUNGAGUNG

Thesis Detail
Author RISA OKTIANA.
Student's ID (NPK) A.2001.1.26709 (AKUNTANSI)
Subject AKUNTANSI MANAJEMEN
Keyword PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Page(s) 96
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut setiap perusahaan untuk memiliki keunggulan dalam mutu produk dan biaya yang rendah (cost effective). Dalam kondisi tersebut perusahaan akan mampu menghadapi persaingan yang semakin tajam. Dengan perkembangan teknologi tersebut juga menyebabkan perubahan dalam sistem produksi, dimana berpengaruh pada perubahan struktur biaya produksi suatu produk. Biaya tidak hanya dipicu oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Selain itu aktivitas yang timbul dalam proses produksi juga semakin beragam. Sedangkan sistem akuntansi biaya konvensional tidak lagi mampu menghasilkan informasi akuntansi biaya yang akurat dan relevan terutama informasi mengenai harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi yang akurat dan relevan dapat tercapai apabila perusahaan mengukur masing-masing biaya produksi berdasarkan aktivitasnya yaitu dengan ABC System. ABC System merupakan perkembangan baru dalam sistem biaya yang dapat memperbaiki informasi harga pokok produksi yang terdistorsi dalam sistem akuntansi biaya konvesional. Dalam ABC System biaya overhead dibebankan kepada masing-masing produk berdasarkan banyaknya aktivitas yang dikonsumsi selama proses produksi. Dengan demikian setiap produk akan dibebani biaya overhead yang berbeda besarnya tergantung aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. Namun berdasarkan sistem akuntansi konvensional, perusahaan membebankan biaya overhead pabrik ke masing-masing produk berdasarkan cost driver tunggal (biaya tenaga kerja langsung). Pemakaian cost driver tunggal ini mempunyai keterbatasan karena menyebabkan informasi biaya terdistorsi. Perbedaan yang mendasar antara sistem akuntansi konvesional dan ABC System adalah dalam tahap-tahap pembebanan biaya overhead pada perhitungan harga pokok produksi. Pada sistem akuntansi konvensional terdapat dua tahap pembebanan, tahap pertama biaya dari sumber dibebankan kepada pusat biaya (departemen) kemudian biaya yang terkumpul pada pusat biaya dibebankan kepada produk. Pada sistem ABC System tahap pembebanannya sebagai berikut : tahap pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu dengan membandingkan masing-masing komponen biaya produksi berdasarkan sistem akuntansi konvensional dengan ABC System. Adapun perbandingan yang dilakukan adalah terhadap biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari perhitungan dengan sistem akuntansi konvensional dan ABC System pembebanan untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tidak ada perbedaan pada masing-masing jenis produk. Namun untuk biaya overhead pabrik terjadi selisih. Dari analisis dengan menggunakan ABC System ternyata pembebanan biaya overhead pabrik per unit untuk rokok super long size mengalami overcosted sebesar Rp. 7.220.094, untuk long size mengalami undercosted Rp. 1.746,599 sedangkan untuk super mengalami undercosted sebesar Rp. 2.744,158.

 

44.220.41.140