Date: 05-05-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

ANALISIS CAMEL (CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNINGS, LIQUIDITY) UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK PT.BNI’46 TBK MALANG DAN PT.BANK MANDIRI TBK MALANG

Thesis Detail
Author ROY SETIAWAN MEIDIANTO
Student's ID (NPK) K.991.23971 (MANAJEMEN)
Subject MANAJEMEN PERBANKAN
Keyword CAMEL, BANK
Page(s) 60
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

Dari pengalaman empiris kegagalan bank di Indonesia, maka diperlukan adanya upaya penilaian dan pengawasan perbankan secara objektif. Penilaian dan pengawasan ini dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi perbankan serta menghindari atau mencegah kegagalan perbankan di masa yang akan datang baik oleh Bank Indonesia maupun individu bank. Oleh sebab itu diperlukan adanya indikator yang berfungsi sebagai sinyal yang memberikan peringatan dini (Early Warning System) terhadap bank-bank yang cenderung mengarah kegagalan. Maksud pembahasan adalah penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan CAMEL ini untuk mengetahui kondisi keuangan perbankan secara keseluruhan seperti yang distandarkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan dari latar belakang si atas permasalahan penelitian dapat diungkapkan sebagai berikut : “Bagaimana menilai tingkat kesehatan bank dengan analisis CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity) pada PT. BNI ’46 Tbk dan PT. Bank Mandiri Tbk di Malang ?” Sesuai dengan permasalahan dan latar belakang masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dengan menggunakan analisis CAMEL. 2. Untuk memperbaiki pertumbuhan kinerja perbankan yang berkembang di Indonesia. Dari hasil penilaian terhadap tingkat kesehatan dari suatu bank merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk megetahui bagaimana kondisi kenerja bank, sehingga dapat menilai efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasional bank. Dari hasil analisis rasio keuangan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap perusahaan perbankan yaitu PT. Bank Mandiri Tbk dengan PT. BNI ’46 Tbk, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut : 1) Jika dilihat melalui laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, maka diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi keuangan perusahaan perbankan dengan tingkat kesehatan perusahaan perbankan. Namun jika dilihat secara perbandingan dapat diketahui bahwa kondisi keuangan dan tingkat kesehatan PT. BNI ’46 Tbk tidak mudah terpengaruh dengan segala bentuk kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pihak pimpinan. Berbeda dengan PT. Bank Mandiri Tbk kondisi keuangannya tidak 100% memegang peranan dalam penentuan tingkat kesehatan bank, hal ini disebabkan PT. Bank Mandiri Tbk mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. 2) Analisis CAMEL sebenarnya bukan satu-atunya penilaian terhadap kondisi kinerja keuangan bagi bank, namun hanya sebagai salah satu penilaian terhadap kondisi tingkat kesehatan suatu bank seperti layak atau tidaknya bank itu menjalankan kegiatan operasionalnya untuk melayani kebutuhan nasabah. Analisis CAMEL ini memberikan keterangan terhadap pihak BI atas kondisi beberapa rasio tertentu yaitu meliputi Capital, Assets, Management, Earnings dan Liquidity. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil pembahasan sebagai berikut : a) Melalui analisis rasio CAMEL maka disimpulkan kondisi BNI ’46 lebih baik dibanding dengan Bank Mandiri dapat dilihat dari biaya operasional pada BNI ’46 pada tahun 2003 lebih efektif daripada Bank Mandiri. Begitu juga dari hasil ROA pada tahun 2003 BNI ’46 sebesar 1,99% lebih besar dari rasio ROA Bank Mandiri tahun 2003 sebesar 1,5% hal ini menunjukan kemampuan BNI ’46 dalam menghasilkan laba lebih baik dibandingkan Bank Mandiri. b) Untuk jumlah kredit yang diberikan pada pihak ketiga oleh BNI ’46 pada tahun 2003 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Mandiri, hal ini menunjukan resiko yang harus ditanggung oleh BNI ’46 juga lebih besar. Semakin tinggi resiko tidak terbayarnya kredit maka resiko atas modal yang ditanggung oleh bank juga semakin besar. Untuk hal ini kebijakan Bank Mandiri dalam pemberian kredit lebih ketat dibandingkan dengan BNI ’46.

 

3.144.127.232