Date: 04-05-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA PABRIK GULA ASS(PTP NUSANTARA XI) SITUBONDOEMBAGOES

Thesis Detail
Author JAMILA PUSPITA DEWI
Student's ID (NPK) A.2001.1.26376 (AKUNTANSI)
Subject AKUNTANSI MANAJEMEN
Keyword PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR
Page(s) 82
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

Pengukuran kinerja ditujukan untuk menilai keberhasilan perusahaan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat mengambil keputusannya dengan tegas dan tepat. Sayangnya, istilah kinerja ini kerapkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Memang harus diakui, aspek keuangan merupakan muara segala keputusan, tindakan dan aktifitas-aktifitas perusahaan. Namun demikian, menilai kinerja semata-mata dari aspek keuangan sangatlah menyesatkan. Kinerja keuangan yang baik saat ini boleh jadi telah mengorbankan atau diciptakan dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja yang kurang baik saat ini terjadi bisa jadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjangnya Untuk memperbaiki keadaan yang demikian, muncul pengukuran-pengukuran yang tidak hanya bersifat keuangan saja tetapi juga memperhitungkan pengukuran yang bersifat non keuangan yaitu Balanced Scorecard. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Balanced Scorecard dapat membantu manajer mengevaluasi kinerja perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan Pada Pabrik Gula Assembagoes (PTP Nusantara XI) Situbondo, memperhatikan keseimbangan antara aspek financial dan non financial melalui empat perspektif Balanced Scorecard, dan mengetahui pentingnya penggunaan Balanced Scorecard sebagai tolok ukur pengukuran kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan study kasus, yaitu penelitian yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Alasan digunakan studi kasus karena dalam penelitian ini akan dicari jalan keluar terhadap kasus yang dihadapi perusahaan dengan mencari hubungan dari suatu gejala agar dapat dirumuskan tindakan pemecahan yang lebih cepat. Adapun peubah dalam penelitian ini adalah (1) Perspektif Keuangan dengan pengukurannya adalah : GPM, ROI, Sales Growth, (2) Perspektif Pelanggan, dengan pengukuran yang digunakan adalah : Customer Retention, Customer Acquisition, Number of Complaints, (3) Perspektif Proses Bisnis Internal dengan pengukuran yang digunakan adalah : Inovasi produk, Penyimpangan biaya produksi dengan anggaran, MCE, (4) Perspektif Belajar dan Berkembang, dengan pengukuran yang digunakan adalah : Employee Training Hour, Employee Turnover, Nilai tambah pegawai, Absenteeism, Tardiness. Dari hasil analisis setiap perspektif Balanced Scorecard didapatkan : (1) Berdasarkan perspektif keuangan diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan berdasarkan lag indikator yang digunakan untuk tahun 2003 mengalami penurunan, dan untuk tahun 2004 mengalami peningkatan, yang ditunjukkan dengan nilai ROI dari 2,35% pada tahun 2002 menjadi 1,75% pada tahun 2003, dan sales growth pada tahun 2003 sebesar (11,31)%. Sedangkan pada tahun 2004 kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai GPM dari 19,95% pada tahun 2002, menjadi 22,11% pada tahun 2003, dan meningkat lagi menjadi 23,29% pada tahun 2004. Nilai ROI meningkat menjadi 4,35% pada tahun 2004, dan Sales growth menjadi 23,11% pada tahun 2004. (2) Berdasarkan Perspektif Pelanggan diketahui bahwa pada dasarnya dari tahun 2003-2004 kinerja perusahaan dikatakan baik, karena perusahaan dapat menurunkan komplain pelanggan, walaupun pada tahun 2003 jumlah customer retention mengalami penurunan, namun pada tahun 2004 dapat ditingkatkan. (3) Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal dapat dikatakan mengalami penurunan, karena walaupun perusahaan dari tahun 2002-2004 dapat meningkatkan nilai MCE dari 0,80 pada tahun 2002 menjadi 0,82 pada tahun 2003 dan menjadi 0,86 pada tahun 2004, namun perusahaan tidak dapat mempertahankan efisiensi biaya produksi yang telah dicapai pada tahun 2003, dan perusahaan tidak melakukan inovasi produk untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. (4) Berdasarkan Perspektif Pem

 

18.116.62.45