Date: 09-05-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

ANALISIS RASIO FINANSIAL DAN KONSEP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG MASUK DALAM INDEKS LQ - 45 DI BEJ

Thesis Detail
Author LULUK ENDAH RAHAYUNINGSIH
Student's ID (NPK) A.2002.1.27604 (AKUNTANSI)
Subject MANAJEMEN KEUANGAN
Keyword ANALISIS RASIO FINANSIAL,ECONOMIC VLUE ADDED (EVA),KINERJA,PERUSAHAAN OTOMOTIF,BEJ
Page(s) 145
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

ABSTRAKSI Berdasarkan pengumuman BEJ No.Peng-09/BEJ-DAG.U/01-2006 tanggal 31 Januari 2006 terdapat tiga perusahaan yang termasuk dalam otomotif dan komponen yaitu PT.Astra International Tbk, PT.Gajah Tunggal Tbk dan PT.Astra Otopart Tbk setelah melalui seleksi yang cukup ketat berhasil masuk dalam indeks LQ-45 yaitu indeks untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki saham paling liquid diantara perusahaan–perusahaan yang listing di BEJ. Namun demikian, kondisi tersebut belum cukup untuk membuat industri otomotif berbangga hati, karena masih banyak kendala dan tantangan yang harus dihadapi dalam dunia otomotif nasional di masa datang. Perkembangan dari waktu ke waktu tetaplah perlu dicermati melalui suatu keguatan pengukuran. Sejauh ini alat pengukur kinerja yang paling umum digunakan adalah analisis rasio finansial yang menggunakan neraca dan laporan laba rugi perusahaan sebagai data pokok inputnya. Analisis ini memberikan kerangka hubungan antara pos-pos neraca dan laporan laba rugi kepada analis untuk menilai posisi keuangan perusahaan masa lalu, saat sekarang dan rencana yang akan datang. Walaupun analisis rasio finansial lazim digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan ternyata ditemukan beberapa keterbatasan yang menyebabkan harapan pihak-pihak yang berkepentingan tidak dapat tercapai. Berdasarkan kenyataan itulah muncul konsep economic value added di Indonesia, namun belum banyak dikenal untuk digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Konsep ini memperhatikan kepentingan dan harapan bagi penyandang dana berupa tingkat pengembalian yang sesuai dengan jumlah uang yang ditanamkan pada perusahaan, maka konsep ini merupakan suatu indikator tentang adanya penciptaan nilai tambah suatu investasi. Keberadaan konsep EVA mampu menutupi kelemahan dari analisis rasio finansial sehingga alat pengukur kinerja perusahaan ini dapat membantu pihak-pihak yang bersangkutan dalam mencapai tujuan masing-masing. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap ketiga perusahaan tersebut pada tiga tahun yang terakhir, diketahui bahwa selama tahun 2003–2005 diperoleh hasil yang tidak selalu sama. Pada tahun 2003 dan 2004 ketiga perusahaan yang diukur baik dengan ROE maupun EVA menghasilkan nilai positif, berarti pada tahun tersebut masing-masing perusahaan mampu menghasilkan laba dan mampu memberikan tingkat pengembalian saham untuk investornya. Namun pada tahun 2005 rata-rata industri tingkat EVA yang dihasilkan negatif, meskipun ROE positif, kondisi ini mengandung makna bahwa meskipun perusahaan mampu menghasilkan laba, namun belum mampu memberikan tingkat pengembalian saham untuk investornya. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio finansial dan analisis EVA dapat diaplikasikan dalam mengukur kinerja perusahaan, termasuk untuk mengetahui nilai tambah investasi yang menambah atau mengurangi tingkat pengembalian bagi para investor.

 

3.17.68.14