Date: 17-05-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. EKA MANDIRI GRESIK

Thesis Detail
Author MUKHIBUL KHOIRO
Student's ID (NPK) K.2001.1.26517 (MANAJEMEN)
Subject MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Keyword MOTIVASI KERJA, PRODUKTIVITAS
Page(s) 109
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

ABSTRAKSI Pemenuhan kebutuhan karyawan adalah faktor penting guna menciptakan motivasi terhadap karyawan untuk bertindak melaksanakan pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerjanya. Karyawan akan merasa puas dan termotivasi untuk bekerja lebih giat apabila organisasi dapat memenuhi harapan dari karyawan yang dirasakan sebagai kebutuhan mereka. Sebaliknya mereka tidak termotivasi dan bersemangat apabila harapan dan kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh organisasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor motivasi yang terdiri kebutuhan physiologis (X1), kebutuhan rasa aman (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan penghargaan (X4), kebutuhan aktualisasi diri (X5) mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Eka Mandiri Gresik dan untuk mengetahui diantara faktor motivasi antara lain yang tercantum tersebut diatas, (X1 s/d X5)yang mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Eka mandiri Gresik? dampak dari pelaksanaan faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Eka Mandiri Gresik. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis pertama yaitu menguji apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara peubah fisiologis, hubungan sosial, kebutuhan rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat pada nilai korelasi (R) sebesar 0,898 dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,806 dengan F hitung sebesar 28,304 sedangkan F tabel sebesar 2,53 pada tingkat signifikan 5%. Berdasarkan hal tersebut karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel berarti terdapat hubungan dan pengaruh yang kuat secara bersama-sama antara kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri terhadap hasil kerja dapat dibuktikan. Hipotesis kedua menguji apakah peubah kebutuhan fisiologis (X1) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap hasil kerja karyawan (Y). Untuk menguji hipotesis kedua digunakan alat analisis korelasi parsial. Berdasarkan hasil uji korelasi parsial menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi parsial peubah kebutuhan fisiologis sebesar 0,836 lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien korelasi parsial peubah kebutuhan rasa aman sebesar 0,575, kebutuhan sosial sebesar 0,488, kebutuhan penghargaan sebesar 0,463 dan kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,383. Dengan demikian peubah kebutuhan fisiologis mempunyai hubungan yang paling kuat terhadap produktivitas kerja karyawan daripada peubah-peubah lainnya. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa peubah kebutuhan fisiologis mempunyai pengaruh dominan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,386 paling besar jika dibandingkan dengan peubah kebutuhan rasa aman yang memiliki koefisien regresi sebesar 0,180, kebutuhan sosial sebesar 0,149, kebutuhan penghargaan sebesar 0,122 dan kebutuhan aktualisasi sebesar 0,091 yang berarti bahwa kebutuhan fisiologis memiliki sumbangan/kontribusi yang paling besar terhadap hasil kerja karyawan. Jadi faktor kebutuhan fisiologis (X1) mempunyai pengaruh dominan terhadap produktivitas kerja karyawan karena faktor motivasi ini merupakan dorongan untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari tekanan kebutuhan yang belum dipenuhi. Physiological needs atau kebutuhan badaniah adalah tingkat yang paling rendah, yaitu kebutuhan paling pokok kita miliki, yakni berupa kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan istirahat. Kebutuhan fisiologis mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menarik individu karyawan kembali kepada suatu pola kebutuhan tingkah laku, apabila kebutuhankebutuhan ini dengan mendasar menjadi lebih baik atau lebih terpenuhi.

 

3.135.194.251