Date: 29-04-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM RANGKA PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT. WAHANA PLASTINDO DI PASURUAN

Thesis Detail
Author IVANA
Student's ID (NPK) A.2000.1.27694 (AKUNTANSI)
Subject AKUNTANSI MANAJEMEN
Keyword ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM, DALAM RANGKA PENETAPAN HARGA, DAN MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
Page(s) 97
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan ABC System dalam pengalokasian biaya FOH pabrik yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi. Selain itu juga untuk mengetahui metode konvensional yang diterapkan oleh perusahaan dalam perhitungan harga pokok produksi, sehingga dapat diketahui perbandingan hasil perhitungan HPP antara metode konvensional dan ABC System. Seperti diketahui bahwa saat ini sebagian besar perusahaan di Indonesia, termasuk PT. Wahana Plastindo sebagai obyek penelitian, masih menggunakan metode konvensional dalam perhitungan HPP. Metode konvensional mengasumsikan bahwa biaya FOH pabrik yang terjadi berhubungan dengan volume kegiatan produksi. Metode ini sangat bermanfaat jika tenaga kerja langsung dan bahan merupakan faktor yang dominan pada produksi, jika teknologi stabil, dan jika ada keterbatasan produk. Adanya perkembangan lingkungan industri menyebabkan penggunaan sumber daya dan aktivitas dalam proses produksi tidak lagi tergantung pada volume produksi, misalnya aktivitas pemeliharaan mesin, set-up mesin, asuransi, dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan metode konvensional mengalami distorsi, sehingga penetapan HPP masing-masing produksi kurang tepat. Jadi faktor yang menyebabkan metode konvensional tidak dapat mengalokasikan biaya FOH secara akurat adalah diversitas produk yang relatif tinggi dan jumlah biaya FOH pabrik yang berlevel non unit jumlahnya cukup besar. Untuk mengatasi terjadinya distorsi ini, maka diperlukan suatu sistem pengalokasian biaya FOH yang lebih baik. Alternatif yang timbul dewasa ini adalah dengan memilih aktivitas sebagai dasar pembebanan biaya-biaya yang tidak dapat dihubungkan langsung dengan produk. Sistem ini dikenal dengan nama ABC. Dengan sistem ini, biaya FOH pabrik dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan banyaknya aktivitas pembentuk unsur biaya FOH tersebut yang dilakukan untuk memproduksi produk yang bersangkutan. Dengan menggunakan ABC System, maka informasi finansial yang dihasilkan lebih akurat. Selain itu manajer bisa mendapatkan informasi tentang aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya, sehingga dapat membantu manajer dalam hal pengambilan keputusan yang berkenaan dengan produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. Dalam penelitian ini peubah yang digunakan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya FOH, jam mesin, jumlah unit yang diproduksi, jam kerja langsung, jumlah jam set-up mesin, kuantitas pemakaian bahan baku, jumlah order produksi, jumlah inspeksi, jumlah pemindahan barang, dan luas bangunan. Dari analisa yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang cukup berarti dalam pengalokasian biaya FOH pabrik dengan menggunakan metode konvensional dan ABC System. Biaya FOH pabrik untuk CBL 120 ML dan VMC 100 ML dibebankan terlalu tinggi yaitu masing-masing sebesar 0,18 % dan 6,85 %. Sedangkan untuk CBL 60 ML, SC 150 ML, dan SC 300 ML dibebankan terlalu rendah masing-masing sebesar 2,16 %; 1,29 %; dan 0,45%. Hal ini menyebabkan harga pokok per unit produk CBL 120 ML dan VMC 100 ML ditetapkan terlalu tinggi, sedangkan harga pokok per unit produk CBL 60 ML, SC 150 ML, dan SC 300 ML ditetapkan terlalu rendah.

 

3.137.162.110