Date: 20-05-2024 Digital Publication Services : JABM | JAM | ABMR | ABMCS | BLOG

Undergraduate Thesis

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM RANGKA MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROKOK “JANGKAR MAS MAKMUR” SIDOARJO

Thesis Detail
Author ERNY YUNIATI
Student's ID (NPK) A.2002.1.27560 (AKUNTANSI)
Subject AKUNTANSI MANAJEMEN
Keyword ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM RANGKA MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI
Page(s) 93
Submit Date 06-03-2007
Lecture(s) -
-
-
Download PDF

Akses/Download file PDF hanya bisa dilakukan di R. Referensi, Gedung Perpustakaan lantai 2

Abstract

ABSTRAKSI Persaingan saat ini banyak dihadapi oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Tingkat persaingan yang ketat ini menuntut pihak-pihak yang terlibat didalamnya berusaha untuk memenangkan persaingan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut setiap perusahaan untuk memiliki keunggulan dalam mutu produk dan biaya yang rendah (cost effective). Dengan perkembangan teknologi tersebut juga menyebabkan perubahan dalam sistem produksi, dimana berpengaruh pada perubahan struktur biaya produksi suatu produk. Biaya tidak hanya dipicu oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Selain itu aktivitas yang timbul dalam proses produksi juga semakin beragam. Sedangkan system akuntansi biaya konvensional tidak lagi mampu menghasilkan informasi akuntansi biaya yang akurat dan relevan terutama informasi mengenai harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi yang akurat dan relevan dapat tercapai apabila perusahaan mengukur masing – masing biaya produksi berdasarkan aktivitasnya adalah ABC system. ABC system merupakan system biaya baru yang diperkenalkan untuk memperbaiki informasi harga pokok produksi yang terdistorsi dalam system biaya konvensional. Dalam ABC system pembebanan biaya overhead pada produk didasarkan pada banyaknya sumber daya atau aktivitas yang dikonsumsi oleh masingmasing produk. Namun berdasarkan sistem akuntansi konvensional, perusahaan membebankan biaya overhead pabrik ke masing–masing produk berdasarkan cost driver tunggal (biaya tenaga kerja langsung). Pemakaian cost driver tunggal ini mempunyai keterbatasan karena menyebabkan informasi biaya terdistorsi. Perbedaan yang mendasar antar sistem akuntansi konvensional dan ABC system adalah dalam tahap–tahap pembebanan biaya overhead pada perhitungan harga pokok produksi. Pada sistem akuntansi konvesional terdapat dua tahap pembebanan, tahap pertama biaya dari sumber dibebankan kepada pusat biaya (departemen) kemudian biaya yang terkumpul pada pusat biaya dibebankan kepada produk. Pada ABC system tahap pembebanannya sebagai berikut: tahap pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian keberbagai produk. Analisa yang digunakan adalah ABC system sebagai metode untuk menghitung harga pokok produksi, yaitu dengan klasifikasi biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari perhitungan dengan sistem akuntansi konvensional dan ABC system pembebanan untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tidak ada perbedaan pada masing–masing jenis produk namun untuk biaya overhead pabrik terjadi selisih dari analisis dengan menggunakan ABC system ternyata pembebanan biaya overhead pabrik per unit untuk rokok semeru 10 mengalami overcosted sebesar 3.883,85 untuk semeru 79 cokelat mengalami undercosted 1.798,51 sedangkan untuk semeru 79 kuning mengalami undercosted sebesar 492,68.

 

3.144.2.233