OSREL stie-mce
Online Search and Retrieval Library
Faculty Research
ANALISIS DAMPAK DEVALUASI MATA UANG YUAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI
Detail | |
---|---|
Author | ANANG AMIR KUSNANTO |
ID | 202.710.256 |
Published Date | 30-08-2016 |
Abstract
China merupakan Negara yang kemajuannya sangat pesat baik dilihat dari pertumbuhan ekonominya yang rerata dua digit pertahun maupun diliat dari cadangan devisanya. Ekspor barang-barang China dikirim ke seluruh dunia, tidak terkecuali ke negara-negara maju separti negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Dengan kekuatan ekonomi yang sangat besar tersebut China menginginkan mata uang Yuan (CNY) sebagai salah satu uang dengan status Special Drawing Right (SDR) pada IMF. Namun pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2015 terjadi kontraksi, dimana ekspor terus menurun. Untuk mendukung meningkatkan ekspor, otoritas moneter Republik Rakyat China pada 11 Agustus 2015 melakukan adevaluasi. Melalui People Bank of China (PBOC) melakukan penurunan nilai Yuan menjadi 6,041 per USD atau turun 1,9%. Dengan turunnya nilai kurs Yuan, maka harga barang-barang ekspor China akan semakin murah dan akan mendorong meningkatnya ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Dampak devaluasi Yuan sangat berpengaruh terahdap perekonomian global, hal ini dapat dengan turunnya kurs mata uang dan jatuhnya harga saham di banyak negara. Dampak terhadap Indonesia pada tanggal 11 Agustus 2015 kurs Rupiah turun 0,41% ke level Rp 13,607 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam 2,66% ke level 4,644.59. Penurunan nilai kurs Rupiah terus berlanjut, pada tanggal 8 September 2015 Rupiah sudah di level Rp 14.264/USD dan IHSG di level 4.282,17. Kata kunci: Period event, event day.